Daya Beli: Stabil di Atas Kertas, Melemah di Lapangan
Kendati inflasi rendah, sejumlah indikator menunjukkan bahwa daya beli masyarakat menurun. Laporan OCE Perbanas (Juli 2025) menunjukkan bahwa pertumbuhan pengeluaran riil masyarakat kelas menengah bawah melambat 3,17 persen (YoY), sementara kelas menengah atas bahkan mencatat kontraksi sebesar 0,12 persen. Dengan kata lain, hampir 85 persen populasi mengalami perlambatan konsumsi. *perbanas
Fenomena serupa terlihat pada data BPS yang mencatat deflasi sebesar 0,08 persen pada Agustus 2025—didorong oleh turunnya harga komoditas non-pangan seperti cabai dan tomat—yang menjadi sinyal pelemahan daya beli. Meskipun pengeluaran konsumen naik menjadi Rp 1.813 triliun pada kuartal II 2025, peningkatan tersebut lebih disebabkan oleh faktor musiman, bukan kenaikan konsumsi riil yang signifikan. *tempo
Perspektif Pemerintah: Optimis tapi Waspada
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berupaya menenangkan kekhawatiran pasar dengan menegaskan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga, terutama di kelompok bawah yang diuntungkan oleh subsidi energi dan diskon tarif listrik. “Konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi sekitar 50 persen terhadap PDB,” ujarnya dalam rapat bersama DPR pada Juli lalu. *cnbcindonesia



